Minggu, 15 Oktober 2017

Ar-Rahman : 13

10/15/2017 11:02:00 PM 0 Comments
Allah, Nikmat-Mu yang manakah yang mampu aku dustakan?
Saat aku merasa tak ada seorangpun yang mampu mendengar keluh kesahku..
Kau berikanku seseorang yang siap menjadi pendengar yang baik atas segala keluh kesah

Allah.. Nikmat-Mu yang manakah yang mampu ku dustakan?
Saat aku merasa hidup ini tak adil dan sangat menyakitkan.
Kau berikanku seseorang dengan membawa cerita yang seratuskali lebih memilukan dari yang ku rasa..

Allah.. Nikmat-Mu yang manakah yang mampu ku dustakan??
Saat aku merasa begitu jatuh dan terpuruk pada lubang duniawi
Hingga tak ada lagi rasa yang mampu ku ungkap selain putus asa..
Kau hadirkan seseorang yang membawa ku dari kegelapan duniawi ini..
Kau jadikan ia wasilah untuk mendekat kepada-Mu

Allah.. Nikmat-Mu yang manakah yang mampu kudustakan?
Saat dulu tak ada rasa rindu berlama bersujud pada-Mu
Kini justru bulir penyesalan atas apa yang telah ku lakukan dahulu selalu menemani disetiap sujudku pada-Mu duhai Rabb..

Allah.. Nikmat-Mu yang manalagi yang mampu kudustakan?
Saat dulu tak ada rasa inginku lebih dekat kepada-Mu di sepertigamalam..
Saat dulu tak ada rasa cukup atas rupiah yang berada di tangan.
Kini.. Aku selalu menanti pertemuan dengan-Mu di spertigamalamku..
dan kini pun, aku selalu merasa lebih dari cukup atas rupiah yang berada digenggaman.

Allah,, Nikmat-Mu.. Kasaih sayang-Mu.. Rahmat-Mu.. Luasnya melebihi langit dan bumi
Namun syukurku, masih tak seberapa..

Maka, Nikmat-Mu yang manakah yang mampu ku dustakan??


_27 September 2016, Cibinong_

Bukan seperti biasa

10/15/2017 09:25:00 PM 0 Comments
Bukanlah menanti kebahagiaan apa yang akan hadir setelah duka menyapa..
Bukan juga memungkiri kesedihan apa yang akan datang kelak setelah bahagia bersemi..
Bukan pula mengabaikan rasa sempit yang akan menghimpit suatu saat
setelah kelapangan selalu bersamai..
Dan bukan mengacuhkan airmata yang akan menitik setelah senyuman terukir indah mengabadikan kebahagiaan.
Bukan!! Bukan seperti biasa!
Bukan semua itu yang dinanti setelah apapun semua yang dirasakan.
karena hakikatnya, dari yang dinantikan maupun yang dirasakan,
Adalah bagaimana hati mampu mempertahankan serta mempertajam iman yang bersemayam.
Bagaimana diri mampu untuk selalu mengingat-Nya.
tanpa menyalahkan goresan takdir-Nya. ^_^