Seiring Waktu Berjalan
Seiring waktu yang berjalan, aku bertanya dalam diam, apa yang sebenarnya ia rasa untukku? Sekedar kagumkah? Atau memang percikan cinta itu ada di hatinya? Apakah dia merasakan hal yang sama dengan apa yang aku rasakan untuknya?
Rasa ini, berbalas atau hanya
bertepuk sebelah tangan?
Entah… .
Hanya dia dan Tuhan yang tau, kan?
Sedangkan yang aku tau, seiring
waktu berjalan, rasa yang ku punya semakin melekat erat!
Aku tau ini salah. Dan ini adalah
kebodohan paling nyata yang ku pilih dalam perjalanan hidup ini. Tapi apalah daya,
untuk benar-benar melepasnya aku tak kuasa!
Segila ini rasa yang ku punya
untuknya!
Sebodoh ini aku membiarkan segala
perasaan untuknya berkecamuk dalam dada!
Lelah! Tapi ku menyukainya…
Sakit!! Tapi aku menikmatinya..
Seiring berjalannya waktu, doa yang
ku rapalkan berubah susunan kalimat permohonannya. Tak ada lagi paksaan. Yang
ada adalah aku pasrah pada kehendak-Nya. Akan dibawa sampai ke titik mana
segala rasa yang ku simpan ini.
Berujung bahagiakah? Atau akan berakhir mencipta luka yang lebih dalam sayatannya
Namun yang pasti, namanya tidak akan pernah terlewat kusebut dalam doa..
Seiring waktu yang berjalan, aku biarkan semesta yang menjawabnya. Menyatukan atau memisahkan. Menjadikan saling atau membiarkan kembali asing
Seiring waktu berjalan, semua akan menemukan titik akhirnya. Entah bahagia, atau justru berakhir nestapa.