Selasa, 30 April 2024

Dalam Perjalanan Menuju Jakarta

4/30/2024 09:02:00 PM 0 Comments


Dalam perjalanan menuju Jakarta, ada jejak cerita yang kembali menyapa. Suara-suara tentang masa lalu mengalun begitu nyata. Wajah-wajah yang dirindu terlihat begitu jelasnya.

Aku tak tau, haruskah bahagia atau terlena dalam sesak yang menghimpit dada. Di setiap kilometer yang terlewati, aku harus mencium aroma rindu yang tak tau dimana ia akan berhenti.

Semua kenangan kini menjadi satu di dalam kepala; luka , bahagia, tangis maupun canda, tawa menghiasi setiap kisah yang telah kita lalui bersama. Perpisahan kita terjadi sudah begitu lama, namun saat melewati jalan yang pernah kita lalui, kenangan dan bayang wajahmu masih terasa hangat dan begitu nyata.

Aku tak mengerti, mengapa semua tetang kita tak pernah bisa dilupakan. Namun aku mengerti, kisah indah yang dulu tercipta sudah usai dan musnah, untuk kembali bersama pun tidak akan pernah bisa. Karena semua adalah pilihan yang sudah dibuat bersama; berpisah meski masih ada rasa.

Dalam perjalanan menuju Jakarta, terbersit tanya untuk mu di sana, apakah bahagia telah memelukmu dengan begitu eratnya? Ataukah masih sama sepertiku, yang selalu mencoba menghilangkan kenangan dan cerita kita berteman air mata?

Dalam perjalanan menuju Jakarta, aku teringat semua hal terkait tentang mu. Pelukan serta bisikan kecil bahwa kau mencintai dan tak ingin berpisah dari ku. Senyum manja tatkala aku membelai rambutmu. Nada amarah bercampur khawatir yang kau lontarkan, tersebab tak mendapatkan kabar dariku seharian. Semua cerita lama tentang kita terasa sangat indah. Namun semua hanya tinggal sebagai sebuah kisah yang tak mungkin terulang lagi diantara kita.

Dalam perjalanan menuju Jakarta, untuk kesekian kalinya aku membawa kerinduan sebagai cendera mata yang akan ku simpan rapi di sudut hati terdalam. Merapalkan do'a permohonan terbaik untukmu agar selalu dalam penjagaan Tuhan hingga rodaku berhenti di tujuan.

Kamis, 25 April 2024

Jangan Kira Aku Berpaling

4/25/2024 09:46:00 AM 0 Comments


Jangan kira aku berpaling setelah perpisahan yang terjadi di antara kita. Kau tentu tau, perjalanan cinta pertama yang ku jejaki adalah bersamamu. Orang pertama yang mengetuk hatiku dengan begitu lembutnya adalah dirimu. Menyedihkannya, kau lah yang menjadi penyebab utama aku terluka karena cinta.

Tanpa alasan yang bisa ku terima, kau memilih pergi dan berpaling pada yang lain. Entah, kau melihat dari sisi rupa dan harta, ataukah kastanya. Atau memang, selama ini aku yang terlalu mengecewakanmu? Sehingga dengan mudahnya kamu pergi dan berpaling. Sedangkan aku di sini, menahan rindu hingga hatiku kembali terasa dingin, bahkan nyaris mati rasa.

Jangan kira aku berpaling, jika kamu menemukanku terlalu ramah dengan yang lain. Jika suatu hari nanti kau melihatku tersenyum di depan orang asing bagimu. Aku hanya sedang mencoba tetap menjadi orang baik, dan terlihat baik-baik saja. Meski tiap malam, gugusan gemintang menjadi saksi derai air mata rinduku yang tumpah karenamu. Sungguh, tak ada sedikitpun rasaku berpaling darimu! 

Jangan kira aku berpaling, meski suatu saat kau dapati aku telah bersanding dengan yang lain. Karena bagaimanapun, cerita yang telah kita cipta bersama terlalu indah melekat dalam memori. Meski kelak kau melihatku nampak bahagia dengan dia, percayalah itu hanya topeng kemunafikan yang sedang ku pakai. Karena hakikatnya, kebahagiaan yang sempurna bagiku adalah saat kamu berada di sisiku. Mengiringi langkahku dengan cinta dan senyuman indah milikmu. 

Jangan kira aku berpaling darimu, karena sungguh namamu abadi dalam denyut nadi. Setiap cerita bersamamu kekal di sudut memori. 

Selasa, 23 April 2024

Untukmu Puan

4/23/2024 09:04:00 PM 0 Comments


Hai, gimana kabarmu wahai puan yang selalu ku rindu? Apakah senyuman manja itu masih terpampang di wajah manismu? Apakah tatap matamu masih seteduh dulu?


Puan, masih ingatkah tentang cerita kita yang selalu yakin mampu melalui rintangan dan melawan semesta agar tetap bersama?  Masih ingatkan dengan janji-janji untuk tetap setiap yang sering kali kita rapalkan bersama? Sekarang kemana keyakinan yang dulu pernah kau tunjukkan? Kemana janji yang pernah kau ucapkan?

Sabtu, 20 April 2024

Antara Logika dan Hati

4/20/2024 09:44:00 PM 0 Comments

 


Antara logika dan hati. 

Seringkali menimbulkan tanya

Patutkah aku untuk di cintai? 

Mampukah aku mencintai kembali ? 

Adakah seseorang yang bisa ku percaya kembali? 

Adakah seseorang yang mampu menjaga hatiku lagi? 


Semua tanya itu tak dapat ku pastikan jawabannya

Semua tanya itu hanya menghadirkan lelah dalam setiap langkah

Kembali Asing

4/20/2024 12:28:00 AM 1 Comments

Bagaimana rasanya menjadi asing setelah kita pernah menjadi saling? Kata orang rasanya sakit. Tapi bagiku ini adalah siksa yang teramat pahit!

Apakah kamu merasakan hal ini juga? Atau mungkin, kamu ternyata sudah bahagia dengan dia yang kini bisa kau ajak untuk menjadi saling? Dia yang telah mampu membuat hatimu berpaling. Dia yang kini telah membuatku menjadi asing di matamu. Bolehkah aku sedikit iri padanya?


Dulu, aku dan kamu selaksa sepasang sayap menjelajah mega-mega di angkasa. Dengan saling bertukar segala cerita suka maupun duka. Kita saling memberikan perhatian, tak canggung untuk saling mengingatkan, bahkan kita tak pernah menemukan celah untuk saling menyalahkan. 


Dan kau tau? Kebahagianku adalah melihat ceria yang tersemat di wajahmu, begitupun dirimu kepadaku. Tak ada satupun hal yang membuat kita meragu bahkan bertemu dengan kata untuk saling meninggalkan. Kita selalu saling memahami dengan semua keadaan dan kegiatan yang dilakukan. Saling mencintai dan menyayangi tanpa ada kata menuntut. Kita layaknya jemari yang saling bertaut, saling mengisi setiap kekurangan. Bahkan, kita pernah saling takut kehilangan. Ingatkah kamu setiap kenangan itu?

Tapi memang, kehidupan tak selalu sejalan dengan apa yang menjadi harapku. Semesta tak selalu memberi apa yang menjadi pintaku

Kini, aku seolah dibawa oleh kereta masa lalu yang mengantarkan ke titik dimana aku belum pernah mengenalmu. Kamu yang sekarang berubah, entah karena alasan apa. Kamu pun pergi meninggalkan, entah karena siapa penyebabnya. Namun yang aku tahu, kini kita kembali asing. Ya. Kita kembali asing.

Setelah sebelumnya kita mencipta rekam jejak dengan segala cerita, kita harus berlagak seolah tak pernah terjadi apa-apa. Kamu tahu? Hal itu sangat menyiksa dan menyakitkan!! Karena ada rahasia di dirimu yang harus ku simpan dan kujaga baik-baik. Terutama, ada rindu tertuju untukmu yang harus ku tekan setiap hari agar tak membuncah. Sampai detik ini, aku masih merindukanmu. Itulah yang semakin menyiksaku.

Kembali asing denganmu sangatlah menyiksa dan menyakitkan untukku, juga mimpi terburuk sepanjang hidupku. Karena ternyata, aku terlalu nyaman dan menaruh harapan besar padamu. Aku ingin kita selalu menjadi saling, bukan kembali asing. Dan ternyata, ada rindu tertuju padamu yang tidak pernah hilang. Setiap hari namamu ku sebut berulang ulang. Ya, berulang-ulang kali.

Kini kau harus tau, aku begitu tersiksa di balik rasa rindu yang terus menggebu dengan keadaan kita kembali asing seperti dulu.


-17 apr 2024-

Sabtu, 13 April 2024

Caraku Bahagia

4/13/2024 06:23:00 PM 0 Comments



Kemarin saat aku terluka kamu kemana aja? Di saat sekarang aku berusaha menciptakan bahagia dengan caraku, kamu tiba-tiba datang sebagai benalu. Kamu mengukur kebahagiaan ku dengan versimu. Sikapmu seolah tak rela aku menjemput bahagia dengan caraku. Hei, kamu! Ketahuilah bahwa kadar bahagia setiap manusia itu berbeda.

Ini caraku untuk bahagia. Kalau kamu tidak suka, tutup saja mata dan telingamu. Tidak usah terlalu banyak komentar lagi tentang hidupku. Karena kini suaramu mulai samar-samar di telingaku. Dan kehadiranmu perlahan memudar dari pandanganku. Jika kamu berpikir peranmu masih sepenting dulu, maaf Nona, harus ku katakan bahwa posisimu bukan lagi prioritas ku. Kamu bukan lagi menjadi alasanku mencipta bahagia. 

Minggu, 07 April 2024

Biarkan Aku Mencintaimu Selamanya, Ra

4/07/2024 04:42:00 AM 0 Comments

"Jangan pergi dariku, Ra." Andai saja kalimat itu bisa ku ucapkan untuk menahan kepergianmu, mungkin malam ini aku tak sesak ini menahan rindu ke kamu, Ra. Hari-hari yang ku lalui semenjak gak ada kamu begitu sepi. Dan sebenarnya, bisa dibilang aku hancur banget dengan kepulanganmu ke sisi-Nya. Hidupku tentu terasa lebih indah penuh warna jika kamu masih di sini, Ra.
Aku tau, Ra, kita telah sama-sama berjuang. Kamu sudah berusaha sekeras mungkin untuk bertahan.Tapi ternyata takdir Tuhan berkata lain. Tuhan ingin kamu pulang, mungkin Dia sudah terlalu rindu denganmu. Saat kamu menutup mata dan mengembuskan napas terakhir, ketahuilah Ra, bahwa saat itu ada luka yang begitu dalam tercipta dalam dada. Dan kini, aku sedang berjuang sendirian untuk terus membalut luka itu. Semakin hari, semakin rindu, maka lukanya semakin menyakitkan, Ra. Habis sudah detik-detik yang ku lalui dengan menyebut namamu.