Selasa, 23 April 2024

Untukmu Puan

4/23/2024 09:04:00 PM 0 Comments


Hai, gimana kabarmu wahai puan yang selalu ku rindu? Apakah senyuman manja itu masih terpampang di wajah manismu? Apakah tatap matamu masih seteduh dulu?


Puan, masih ingatkah tentang cerita kita yang selalu yakin mampu melalui rintangan dan melawan semesta agar tetap bersama?  Masih ingatkan dengan janji-janji untuk tetap setiap yang sering kali kita rapalkan bersama? Sekarang kemana keyakinan yang dulu pernah kau tunjukkan? Kemana janji yang pernah kau ucapkan?

Sabtu, 20 April 2024

Antara Logika dan Hati

4/20/2024 09:44:00 PM 0 Comments

 


Antara logika dan hati. 

Seringkali menimbulkan tanya

Patutkah aku untuk di cintai? 

Mampukah aku mencintai kembali ? 

Adakah seseorang yang bisa ku percaya kembali? 

Adakah seseorang yang mampu menjaga hatiku lagi? 


Semua tanya itu tak dapat ku pastikan jawabannya

Semua tanya itu hanya menghadirkan lelah dalam setiap langkah

Sabtu, 13 April 2024

Caraku Bahagia

4/13/2024 06:23:00 PM 0 Comments



Kemarin saat aku terluka kamu kemana aja? Di saat sekarang aku berusaha menciptakan bahagia dengan caraku, kamu tiba-tiba datang sebagai benalu. Kamu mengukur kebahagiaan ku dengan versimu. Sikapmu seolah tak rela aku menjemput bahagia dengan caraku. Hei, kamu! Ketahuilah bahwa kadar bahagia setiap manusia itu berbeda.

Ini caraku untuk bahagia. Kalau kamu tidak suka, tutup saja mata dan telingamu. Tidak usah terlalu banyak komentar lagi tentang hidupku. Karena kini suaramu mulai samar-samar di telingaku. Dan kehadiranmu perlahan memudar dari pandanganku. Jika kamu berpikir peranmu masih sepenting dulu, maaf Nona, harus ku katakan bahwa posisimu bukan lagi prioritas ku. Kamu bukan lagi menjadi alasanku mencipta bahagia. 

Minggu, 07 April 2024

Biarkan Aku Mencintaimu Selamanya, Ra

4/07/2024 04:42:00 AM 0 Comments

"Jangan pergi dariku, Ra." Andai saja kalimat itu bisa ku ucapkan untuk menahan kepergianmu, mungkin malam ini aku tak sesak ini menahan rindu ke kamu, Ra. Hari-hari yang ku lalui semenjak gak ada kamu begitu sepi. Dan sebenarnya, bisa dibilang aku hancur banget dengan kepulanganmu ke sisi-Nya. Hidupku tentu terasa lebih indah penuh warna jika kamu masih di sini, Ra.
Aku tau, Ra, kita telah sama-sama berjuang. Kamu sudah berusaha sekeras mungkin untuk bertahan.Tapi ternyata takdir Tuhan berkata lain. Tuhan ingin kamu pulang, mungkin Dia sudah terlalu rindu denganmu. Saat kamu menutup mata dan mengembuskan napas terakhir, ketahuilah Ra, bahwa saat itu ada luka yang begitu dalam tercipta dalam dada. Dan kini, aku sedang berjuang sendirian untuk terus membalut luka itu. Semakin hari, semakin rindu, maka lukanya semakin menyakitkan, Ra. Habis sudah detik-detik yang ku lalui dengan menyebut namamu.