Sehangat apapun pelukan yang kudapatkan, tetap pelukannya adalah yang terhangat dan menenangkan. Selepas apapun kutertawa, tetap ... tertawa bersamanya dan karenanya adalah hal yang paling kurindukan.
Kerinduan... yang tertuju padanya tak pernah mengenal kata lelah mengiringi langkahku. Kerinduan ini selalu menjadi kawan di suka pun duka yang kulewati.
Pernah ... aku hanya mampu menatap senyumnya, merasakan peluk hangatnya, namun aku tak mendengar suaranya sedikitpun!
Di lain waktu, aku hanya mendengar suaranya, tanpa kutatap wajah dan tubuhnya.
Di lembaran ini, aku ingin mengabadikan dua pesan suara yang telah kurekam dengan baik dalam memoriku. Aku tak ingin dua pesan ini ikut menguap seperti pesan-pesan yang sebelumnya. Aku ingin, pesan ini kelak selalu menjadi penguat langkahku di saat aku ingin berhenti dan menyerah pada takdir yang telah Allah tetapkan atasku.
Ia hadir di saat aku merasa begitu lelah dan merasa segala yang kuperjuangkan tak menemukan titik indah. Merasa bahwa ujian hidup yang kuhadapi seolah enggan berakhir. Sebelum kutersadar dari tidur lelapku, suaranya jelas memasuki gendang telinga dan terekam diingatan "kemanapun kamu mencari sebuah kesabaran, tak ada satupun orang yang menjualnya! Kamu tak bisa membeli sabar untuk menguatkanmu dan menjadikanmu pribadi penyabar dan ikhlas. Sabarlah, Nak. Latih dirimu sedikit lagi. Abi tau, kamu bisa menjadi pribadi yang lebih sabar dan ikhlas setelah ini. Kuatlah, Nak. Tidak ada ujian yang tak berakhir. Sabar ya... Latih sabarmu! Bukan mencari lalu membelinya. Karena dengan cara itu kamu tidak akan pernah menemukannya!"
Pesan kedua ...
Ia datang ketika aku meragu apakah langkah yang kujejaki ini sudah berada di jalan yang tepat atau belum. Apakah ku harus mundur, atau terus maju pada bidang jalan yang telah ia bangun lebih dulu.
Sesaat sebelum ku terbangun, suaranya merasuk dalam telinga dan menetap dalam memori. "Melangkahlah!! Tidak ada yang boleh dan tidak ada yang bisa menghalangi langkahmu di dalam kebaikan! Bahkan seekor nyamuk sekalipun!! Jika seekor nyamuk saja tidak ku ijinkan menghalangi langkahmu, apalagi manusia-manusia tidak mengerti kamu, yang tidak memahami bahwa jalan yang kamu tempuh ini adalah jalan kebaikan. Melangkahlah dalam kebaikan!"
Dua pesan suara itu ... kurekam baik-baik. Dan kini kuikat dalam tulisan. Agar kelak..saat lelah dan rasa ingin menyerah menghampiri, aku cukup kembali pada lembaran ini, dan membayangkan ia berada di hadapanku, dan menguatkanku dengan kalimatnya itu.
Duhai lelaki terhebatku, bahagia selalu di rumahmu saat ini yaa ... maaf, lama sekali aku tak datang ke rumahmu. Kau tentu tahu bagaimana sesakku setiap kali datang ke pembaringanmu saat ini.
Semoga Allah selalu menjadikan rumahmu kali ini adalah taman syurga terindah. Do'aku selalu menemanimu di sana, bukan?
Miss you...
Love you....
MasyaAllah Indahnya.. Ku merasakan hal yg sama pada sosok Apa yg sudah kembali kepasa Sang Pencipta. Sosok yg begitu luas kasih sayang dan penyabar.. Semoga Allah selalu memberkahi langkahmu kawan
BalasHapusAmiiiiin.. terimakasih sobat.. berkah selalu untukmu.. ☺️🥰
Hapus