Ribuan hari terlewati. Ku pikir ... senyummu, bayangmu, ceria juga tangismu, semua hal tentangmu, akan tergerus waktu dan menghilang dari hidupku. Aku yang telah mencipta cerita cinta yang baru; berharap tentangmu akan terganti dengan segala tentangnya ... ternyata tidak bisa! Aku salah mengira!
Dia yang saat ini ada bersamaku justru selalu menjadi pembanding. Selalu menjadi bahan imajiku terus bermain; seandainya saja aku bersama mu ... seandainya saja waktu mampu ku putar kembali dan mempertahankanmu ... seandainya saja aku tidak menyia-nyiakanmu saat itu.
Dia yang saat ini bersamaku hanya membuatku selalu berharap sang waktu membawamu kembali untukku. Membuatku selalu menunggu hadirmu untuk kita membuat cerita baru yang lebih bahagia.
Hingga akhirnya ... harapku menjadi nyata!
Kamu memang datang kembali. Berulang kali. Namun sayangnya ... hanya untuk singgah sesaat. Mencari bahagia di tengah rasa sedihmu yang begitu mengganggu. Hanya untuk sekadar mendapatkan sebuah pelukan singkat untuk menjadikanmu lebih kuat. Saat apa yang kamu inginkan telah didapatkan, maka kamu pun pergi lagi begitu saja.
Hai, Nona ... aku kemudian tersadar. Aku hanyalah pelampiasanmu. Selalu menjadi pelampiasanmu! Aku dicari hanya saat kamu bersedih. Saat kamu tidak mendapatkan bahagia sesuai harapmu. Tapi hebatnya, aku tak pernah terganggu akan hal itu.
Kenapa??
Karena hatiku terkunci di kamu! Mencoba untuk menghilangkanmu, mencoba membencimu, mencoba melupakanmu, namun aku selalu gagal! Aku tidak bisa!! Karena sungguh hatiku terkunci untuk selalu mencintaimu.
Hai, Nona ... datanglah kembali. Kapanpun kamu mau, dan kapanpun kamu butuh. Aku akan selalu ada untukmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar