Seringkali kita hanya melihat satu waktu saat kita sakit dan melupakan 99 kali saat kita sehat. Kapan saja kita kehilangan rasa syukur, maka kita akan kehilangan sifat iman kita
-Sheikh Kamaluddin Ahmed-
Bersyukur di Saat Tersungkur, Mampukah? Jika bersyukur pada sebuah keadaan yang
dirasa membahagiakan, saat diberikan kenikmatan, terwujudnya apa yang
diimpikan, mungkin bukanlah perkara yang sulit. Setiap orang tentu dengan mudah akan
melantunkan kalimat syukur kepada-Nya.
Sungguh tidak ada alasan untuk kita tak bersyukur.
Sepahit apapun kehidupan yang sedang kita jalani, tentu ada satu hal yang
begitu manis dan indah yang dapat kita syukuri.
Bahkan Ibn
Qayyim Al-Jauziyah pernah berkata bahwa iman terdiri dari dua bagian :
setengahnya adalah kesabaran (Sabr) dan setengahnya lagi adalah bersyukur
(Shukr). Maka sudah selayaknya kita harus bersyukur di kondisi apapun. Bahkan
di kondisi yang menurut kita itu sangatlah menghimpit.
Namun hal yang seringkali terjadi dan menjadi sebuah kesalahan
adalah, ketika kita berkata, “Aku bersyukur dengan keadaan ini.” Tetapi di belakang
kalimat itu disertakan sebuah ungkapan keluhan. Padahal sesungguhnya bersyukur
itu tak mengenal kata mengeluh. Tak mengenal kata tapi.
Cobalah latih hati ini untuk bersyukur di kondisi
sesusah apapun. Walau pada kenyataannya hal ini tak semudah yang
diucapkan, dan tak semua orang mampu untuk melakukannya.
Bagaimana bisa bersyukur di tengah rasa
pahit yang sedang menghujam?
Bisa! Jika kita mau menyadari bahwa nikmat Allah
begitu banyak telah diberikan kepada kita. Mencoba menyadari bahwa ternyata
masih banyak orang yang lebih tidak beruntung dibandingkan kita. Dan
mencoba membuka setiap penghalang dari rasa bersyukur itu.
Lihatlah apa yang difirmankan Allah dalam al-Quran
surah Al-Mulk ayat 23: "Katakanlah, Dialah yang menciptakan kamu dan menjadikan pendengaran, penglihatan, dan hati nurani bagi kamu. (Tetapi) sedikit sekali kamu bersyukur."
Al-Quran seringkali menyebutkan tiga hal yang sering
tertutup dan membuat manusia terhalang dari rasa bersyukur. Yaitu penglihatan,
pendengaran, dan hati nurani. Ini berarti menandakan bahwa tiga hal tersebut
memiliki posisi penting untuk membantu kita bersyukur di kala tersungkur.
Cobalah
lakukan ketiga hal berikut ini untuk membantu kita mengucap terimakasih
kepada-Nya walau keadaan tak seindah yang diharapkan.
Pertama, Membuka
Mata
Misalnya,
jika saat ini kita merasa hidup begitu sulit dari segi ekonomi.
Tempat tinggal terasa cuma sepetak karena berada di sebuah kontrakan. Mau masak
makanan bingung karena harus cari bahan makanan termurah untuk bisa
dimasak.
Maka,
bukalah matamu dan lihat betapa di luar sana masih ada orang yang tak punya
penghasilan yang pasti. Masih ada orang yang tempat tinggalnya beratapkan
jembatan berdinding selembar papan. Lihatlah! Ternyata di luar sana masih ada
orang yang terpaksa berpuasa karena tak memiliki bahan makanan untuk dimasak
dan dimakan.
Bukalah
matamu dan bersyukurlah lebih banyak. Bahkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
Sallam pernah bersabda: "Lihatlah orang yang berada di bawahmu dan
janganlah melihat orang yang berada di atasmu karena hal itu lebih patut agar
engkau sekalian tak menganggap rendah nikmat Allah yang telah diberikan
kepadamu."
Kedua, Membuka
Telinga
Setelah
membuka mata, kita juga mesti membuka telinga untuk bisa selalu bersyukur.
Membuka telinga artinya mendengarkan secara jernih berbagai masukan, nasihat,
dan informasi dari siapapun.
Sebagai contoh, ketika kita menghadapi suatu masalah dan ujian hidup dengan berat hati, lalu orangtua, sahabat, atau mungkin pasangan kita memberikan masukan, memberikan solusi dari masalah kita. Maka seharusnya tak ada alasan untuk kita mengingkari nikmat-Nya.
Ketiga, Membuka Hati
Tips
terakhir agar selalu bersyukur di kala sesulit apapun adalah membuka hati
nurani. Artinya berjiwa besar terhadap apa yang terjadi dan selalu berpikir
positif. Apapun yang terjadi pada diri kita, baik maupun buruk adalah nikmat
pemberian Allah untuk menguji kita apakah tambah bersyukur atau mengingkari
nikmat tersebut.
Berjiwa
besar artinya memahami bahwa jika mendapatkan suatu keadaan yang pahit
menurut hati kita, hal itu bukanlah akhir dari segalanya. Karena ternyata
keadaan pahit itu bisa jadi menyadarkan kita bahwa selama ini kita terlalu
banyak mengabaikan hal-hal manis yang telah Allah berikan.
Ibaratnya
saja, saat kita kehilangan kedua orangtua, atau orang-orang terkasih.
Kita baru menyadari betapa mereka sangatlah penting dan berharga dalam hidup
kita. Sedangkan saat mereka masih ada, kita seringkali dibuai oleh
kesibukan kita hingga jarang menghadirkan quality time bersama mereka
yang pada akhirnya hal ini menjadi penyesalan tiada akhir.
Kesadaran
hati dan pikiran kita akan betapa pentingnya kehadiran mereka itulah yang
patut kita syukuri. Karena kita akan belajar untuk lebih mengharga setiap waktu
kebersamaan.
Yuk! Buka
mata, telinga, dan hati kita agar bisa selalu bersyukur di kondisi sepelik
apapun. Tak perlu merasa paling menderita. Jika ternyata masih banyak hal yang
bisa kita syukuri sekalipun berada di tengah rasa sakit.
~~~~^^^~~~~
Keren ambu, bismillah mencoba sabar dan syukur..
BalasHapusMasyaa Allaah.
BalasHapusInsyaa Allaah dilaksanakan bun
Hidup bahagia dgn syukur..
BalasHapusBismillah
Rapi kak kata-katanya.. menginspirasi juga 😊
BalasHapusMasyaAllah, semangat.. 👍
BalasHapusKata2nya selalu ngena..
BalasHapusBarokallah ambuh😘
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusLuar biasaaahhhh, maa syaa Alloh, nice artikel
BalasHapusSemoga kt senantiasa jd manusia yg selalu bersyukur,keren mba
BalasHapusIntinya tetap bersyukur dlmdko disidi apapun dari hal terkecil yaitu dengan diberi nafas oleh allah swt.
BalasHapusSemoga bisa menjalani hidup ini dg sabar dan syukur
BalasHapus