Wahai kau, wanitaku..
(wildah rahmi)
Wahai kau wanitaku..
Berkali kau meminta kepastian dari sebuah penantian..
Berkali kau bertanya kapan aku datang menjemputmu..
Berkali kau bertanya.. Seriuskah aku memilihmu..
Wahai kau, wanitaku..
Akan aku wujudkan apa yang kau nanti..
Akan aku jemput kau disaat yang tepat..
Ku tegaskan, aku serius memilih mu..
Namun, sebelum kau ku ajak menaiki bahtera kehidupan sesungguhnya..
Ku ingin kau siapkan benteng pertahanan yang sangat kokoh untuk melalui kehidupan yang baru bersamaku..
Wahai kau, wanitaku..
Aku menunda menjemput mu, bukan karna aku berencana meninggalkan mu,
Aku hanya ingin kau mempersiapkan dirimu lebih baik lagi..
Taukah kau, wahai wanitaku..
Ikrar janji suci yang kau nanti, bukanlah perkara mudah dan ringan..
Bukanlah sebatas ucap janji antara ku dan walimu..
Wahai kau, wanitaku..
Saat ucap serah terima itu selesai.. Saat itu pula dirimu sepenuhnya menjadi hak dan tanggung jawabku..
Dan sejak saat itu,,
Siapkah kau, wahai wanitaku..
Untuk patuh kepada ku..?
Untuk menjadikan aku lebih utama dari orangtua mu..?
Untuk menjadikan orangtuaku lebih utama daripada orangtuamu..?
Perintahku harus lebih kau utamakan dari ucapan orangtuamu!
Sudahkah kau siap untuk itu semua wahai wanitaku?
Wahai wanitaku..
Sejak janji sakral itu terucap..
Yang terjadi bukan hanya kau dan aku yang menjadi kita..
Tapi juga.. Yang terjadi adalah..
Orangtuamu adalah orangtuaku..
Orangtuaku adalah orangtuamu..
Keluargamu adalah keluargaku..
Keluargaku adalah keluargamu..
Dan aku tau.. Itu tak mudah bagimu..
Namun kau harus menerimanya kelak..
Wahai kau,, Wanitaku..
Masih ada waktu sebelum kaki ini melangkah dan membawa mu menaiki bahtera kehidupan yang baru..
Bahtera kehidupa serba kita..
Masih ada waktu untuk mu membangun pertahanan mental yang kuat..
Yang lebih kuat dari benda terkuat apapun di jagat raya ini..
Wahai kau,, wanitaku..
Beritau aku jika pertahanan mental mu sudah sangat kuat..
Hingga tak ada kata goyah kelak disuatu hari nanti..
Agar aku tak kehilangan mu dimasa yang akan datang..
Hanya karena kau tak sanggup mengutamakan aku serta orangtuaku diatas dirimu dan orangtuamu..
_untuk mu, wahai wanita ku,,
Yang sedang berjuang membangun mental yang kuat.. Aku masih menunggumu.._
_______
~~~~~~
untuk kalian wahai sahabat, yg masih masa penantian.. Bersabarlah.. Pernikahan bukanlah arena balapan.. Siapa duluan dia yang menang..
Pernikahan adalah sebuah kesiapan mental.. Sebuah kesiapan emosi.. Sebuah kesiapan untuk berkomitmen..
Jangan langkahkan kaki untuk menikah hanya karena melihat teman sebaya sudah menikah sedang kita masih sendiri.. Tapi langkahkan lah kaki untuk menikah karena Lillah.. Agar semua menjadi berkah..😊😊😊
.
.
*senin, 26 sept 2016; 1:06am*
(wildah rahmi)
Wahai kau wanitaku..
Berkali kau meminta kepastian dari sebuah penantian..
Berkali kau bertanya kapan aku datang menjemputmu..
Berkali kau bertanya.. Seriuskah aku memilihmu..
Wahai kau, wanitaku..
Akan aku wujudkan apa yang kau nanti..
Akan aku jemput kau disaat yang tepat..
Ku tegaskan, aku serius memilih mu..
Namun, sebelum kau ku ajak menaiki bahtera kehidupan sesungguhnya..
Ku ingin kau siapkan benteng pertahanan yang sangat kokoh untuk melalui kehidupan yang baru bersamaku..
Wahai kau, wanitaku..
Aku menunda menjemput mu, bukan karna aku berencana meninggalkan mu,
Aku hanya ingin kau mempersiapkan dirimu lebih baik lagi..
Taukah kau, wahai wanitaku..
Ikrar janji suci yang kau nanti, bukanlah perkara mudah dan ringan..
Bukanlah sebatas ucap janji antara ku dan walimu..
Wahai kau, wanitaku..
Saat ucap serah terima itu selesai.. Saat itu pula dirimu sepenuhnya menjadi hak dan tanggung jawabku..
Dan sejak saat itu,,
Siapkah kau, wahai wanitaku..
Untuk patuh kepada ku..?
Untuk menjadikan aku lebih utama dari orangtua mu..?
Untuk menjadikan orangtuaku lebih utama daripada orangtuamu..?
Perintahku harus lebih kau utamakan dari ucapan orangtuamu!
Sudahkah kau siap untuk itu semua wahai wanitaku?
Wahai wanitaku..
Sejak janji sakral itu terucap..
Yang terjadi bukan hanya kau dan aku yang menjadi kita..
Tapi juga.. Yang terjadi adalah..
Orangtuamu adalah orangtuaku..
Orangtuaku adalah orangtuamu..
Keluargamu adalah keluargaku..
Keluargaku adalah keluargamu..
Dan aku tau.. Itu tak mudah bagimu..
Namun kau harus menerimanya kelak..
Wahai kau,, Wanitaku..
Masih ada waktu sebelum kaki ini melangkah dan membawa mu menaiki bahtera kehidupan yang baru..
Bahtera kehidupa serba kita..
Masih ada waktu untuk mu membangun pertahanan mental yang kuat..
Yang lebih kuat dari benda terkuat apapun di jagat raya ini..
Wahai kau,, wanitaku..
Beritau aku jika pertahanan mental mu sudah sangat kuat..
Hingga tak ada kata goyah kelak disuatu hari nanti..
Agar aku tak kehilangan mu dimasa yang akan datang..
Hanya karena kau tak sanggup mengutamakan aku serta orangtuaku diatas dirimu dan orangtuamu..
_untuk mu, wahai wanita ku,,
Yang sedang berjuang membangun mental yang kuat.. Aku masih menunggumu.._
_______
~~~~~~
untuk kalian wahai sahabat, yg masih masa penantian.. Bersabarlah.. Pernikahan bukanlah arena balapan.. Siapa duluan dia yang menang..
Pernikahan adalah sebuah kesiapan mental.. Sebuah kesiapan emosi.. Sebuah kesiapan untuk berkomitmen..
Jangan langkahkan kaki untuk menikah hanya karena melihat teman sebaya sudah menikah sedang kita masih sendiri.. Tapi langkahkan lah kaki untuk menikah karena Lillah.. Agar semua menjadi berkah..😊😊😊
.
.
*senin, 26 sept 2016; 1:06am*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar