Sabtu, 30 Maret 2024

Derita di Balik Canda

 


Siapa yang dulu begitu penasarannya hingga tak kenal lelah untuk terus mengejar?

Kamu!

Siapa yang dulu begitu kuatnya meyakinkan bahwa cinta itu telah hadir sempurna?

Kamu!

Siapa yang dulu begitu yakinnya berjanji untuk tidak pergi dan meninggalkan?

Kamu!

Siapa yang dulu begitu takut dan khawtair aku tiba-tiba pergi menghilang?

Kamu!

Ya. Kamu yang mati-matian terus meyakinkan aku di setiap hari, setiap waktu, bahwa cinta itu utuh untukku. Rasa penasaranmu telah berubah dengan rasa cinta yang takut akan kehilangan. 

 Kamu juga yang telah berhasil membuat aku berani untuk jatuh cinta lagi. Telah membuat aku untuk siap membuka lembaran baru di cerita kehidupanku. Telah membuat aku percaya dan yakin bahwa setelah ini tidak ada lagi rasa patah karena cinta yang harus kuderita. Kamu yang telah berhasil menyembuhkan aku dari rasa sakit dan takut karena cinta.

Namun saat ini, setelah kau membuatku berani jatuh cinta lagi, membuatku yakin dan percaya bahwa cinta yang kali ini berbeda, kau pergi begitu saja dengan santainya. Semua yang kau katakan nyatanya hanya omong kosong! Semua tak seperti yang kudengar dan percaya selama ini!

Segala percaya dan keyakinanku seolah menjadi candaan paling lucu bagimu. Hatiku seperti boneka permainan yang paling menggemaskan untukmu. Kau sayang-sayang, kau perlakukan dengan lembut di awal, setelah bosan kau lemparkan dan kau campakkan begitu saja!

Kau ini kenapa, Tuan??

Mengapa tega sampai hati kau jadikan hati ini sebagai candaan. Mengapa tanpa iba kau mempermainkan hatiku yang pernah terluka? Bahkan kini kau mencipta luka yang lebih dasyat sayatannya!

Candamu sungguh keterlaluan! Kau mencipta derita yang begitu sakit yang harus ku tanggung sendirian. Candamu sungguh kelewatan! Kau mempermainkan hati yang tulus mencintai, dan dengan mudahnya kau mencampakkan begitu saja. Candamu sungguh menyakitkan, Tuan. Karena telah mencipta derita yang memilukan dalam hati yang telah mencoba membangun lagi rasa percaya akan cinta. Candamu sungguh telah mencipta derita paling memilukna sepanjang sejarah jatuh cinta yang ku rasakan.

1 komentar: