Sabtu, 09 Oktober 2021

Beradab Dulu Berilmu Kemudian


Saat ini, berapa banyak kita bisa melihat dan menyaksikan sendiri dari orang-orang terdekat, dari kerabat karib, bahwa mereka memiliki ilmu yang tinggi, hafalan quran yang banyak, penguasaan ilmu tafsir, fiqih, hadist yang luar biasa. Namun sikap, dan adab mereka terhadap orang-orang sekitarnya tidak mencerminkan dan tidak sesuai dengan ilmu yang mereka miliki. 

Para ulama kita telah banyak memberikan peringatan bahwa kita harus mempelajari adab terlebih dulu sebelum menggeluti sebuah bidang keilmuan. Imam Malik rahimahullah pernah mengatakan:

تعلم الأدب قبل أن تتعلم العلم

“Belajarlah adab sebelum belajar ilmu” (Hilyatul Auliya [6/330], dinukil dari Min Washaya Al Ulama liThalabatil Ilmi [17])

Mengapa beradab dulu menjadi lebih penting sebelum kita menguasai sebuah ilmu?

Lihat! Yusuf bin Al Husain rahimahullah pernah berkata:

بالأدب تفهم العلم

“Dengan adab, engkau akan memahami ilmu” (Iqtidhaul Ilmi Al ‘Amal [31], dinukil dari Min Washaya Al Ulama liThalabatil Ilmi [17]).

Syaikh Sholeh Al ‘Ushoimi berkata, “Dengan memperhatikan adab maka akan mudah meraih ilmu. Sedikit perhatian pada adab, maka ilmu akan disia-siakan.”*

Lihatlah pengaruhnya sebuah adab yang baik atas ilmu yang kita dapatkan! Adab yang baik sakan memudahkan kita dalam meraih sebuah ilmu. 

Dengan melihat sedikit penjabaran diatas, semestinya banyak orangtua yang paham akan hal ini. Betapa madrasah pertama adalah rumah. Penanaman ketauhidan, adab akhlak yang baik, yang pertama kali dilakukan adalah oleh pihak madrasah pertama, yaitu rumahnya, keluarga intinya, bukan sekolah tempat anak menimba ilmu tambahan. 

Namun kenyataannya, hingga saat ini, masih banyak orangtua yang terfokus pada sebuah angka yang tergores di atas lembar putih sebagai tolok ukur kepintaran, kebaikan, dan adab sang anak. Padahal sebenarnya deretan angka-angka itu hanyalah bagian dari kamuflase dunia. Bagaimanapun sekolah tempat anak kita belajar bukanlah tempat utama dan pertama mereka mendapatkan pengajaran soal adab, melainkan rumahnya lah sebagai madrasah pertama dan utama dalam memberikan pendidikan soal adab.

Imam Malik juga pernah berkata, “Dulu ibuku menyuruhku untuk duduk bermajelis dengan Robi’ah Ibnu Abi ‘Abdirrahman -seorang fakih di kota Madinah di masanya-. Ibuku berkata,

تعلم من أدبه قبل علمه

“Pelajarilah adab darinya sebelum mengambil ilmunya.”

Lihatlah pesan ibunda Imam Malik, yang beliau amanahkan kepada anaknya sebelum menuntut ilmu adalah mempelajari adab dari gurunya terlebih dulu. 

Karena sejatinya, sebuah ilmu yang kita dapatkan setinggi dan sebanyak apapun akan menjadi kosong saat kita tidak mampu mengiringinya dengan akhlak yang baik. Dan keberkahan sebuah ilmu yang didapat oleh sang anak, bukan saja dipengaruhi oleh adab sang anak itu sendiri, melainkan dipengaruhi pula oleh adab orangtuanya. Bagaimana orangtuanya menghormati guru sang anak, menjaga nama baik sekolah sang anak, memenuhi hak dan kewajiban kepada pihak sekolah, itu pun bentuk dari adab yang baik yang kelak akan mempengaruhi keberkahan ilmu sang anak.

Oleh sebab itu, sejak saat ini, untukmu duhai penuntut ilmu, untuk mu duhai orangtua, tinggikanlah adab, dan iringilah sebuah ilmu yang telah kamu dapatkan dengan adab yang baik. 

*Sumber: https://muslim.or.id/21107-pelajarilah-dahulu-adab-dan-akhlak.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar