Kamis, 05 Mei 2011

Allah Maha Tahu

Reza berjalan menuju warteg langganannya. Siang semakin terik, membuat ia semakin lapar dan tidak untuk konsentrasi belajar. dari pada nanti pusing, makan dulu ah .... kata Reza dalam hati.
Ia pun terus berjalan menuju warteg yang berada di sebrang kampusnya. Tinggal beberapa langkah lagi untuk sampai di kampusnya, Reza menghentikan langkahnya karena melihat satu sosok yang menarik perhatiannya. Bukan, bukan wanita cantik yang Reza lihat. Dan juga bukan wanita seksi yang ia lihat. Akan tetapi, sosok yang Reza lihat adalah sosok nenek tua dengan sedikit dagangannya yang ia bawa di tangan kanannya. Reza terus memperhatikan sampai kemudian si Nenek tua itu duduk di depan salah satu warung yang tutup. Dengan perasaan iba campur ingin tahu, Reza pun melangkah balik dan menghampiri si nenek tua.
"Nek, jualan apa?" tanya Reza basa basi.
"Ikan goreng, De." jawab si Nenek sambil membuka sedikit kantong bawaannya.
"Berapa, Nek harganya?" tanya Reza lagi.
"Dua ribu aja."
Reza melihat isi kantongnya. kalau dilihat dan dihitung, uang jajannya pas untuk ia makan siang ini dan ongkos pulang.
"Nenek keliling dari kapan? sudah makan?" 
"Dari tadi pagi, ada satu kilo udah ini. tapi belom abis juga dagangan. Alhamdulillah nenek masih kenyang, De." jawab si nenek.
Mana tega Reza melihat nenek yang ada dihadapannya ini. berjalan dari pagi, belum tentu juga beliau sudah makan. tanpa berfikir panjang lagi, Reza mengeluarkan uang sepulu ribu, dan menyisakan selemmbar llima ribu untuk ongkos pulangnya.
"Nek, saya beli ikannya satu ya." Kata Reza.
Si Nenek itu pun segera membungkuskan pesanan Reza, dan Reza pun segera memberikan uang sepuluh ribu kepada si Nenek.
"Ya Allah, De. belum ada kembaliannya ini." Kata nenek sambil melihat kearah Reza.
"Enggak apa-apa, Nek. itu buat nenek aja ...." Kata Reza disusul dengan senyum.
"Ya Allah, alhamdulillah, si ade, ganteng, baik pula. Panjang rejekinya ya, De. biar sehat terus ...." Dan sederet doa lainnya di hanturkan untuk Reza dari si Nenek.
Reza tidak lagi memperdulikan rasa laparnya. Sejak melihat si nenek tua yang terlihat sangat lelah ini, Reza lebih memutuskan untuk tidak memperdulikan rasa laparnya. Reza pun kembali ke kampusnya dengan sepotong ikan di kantong plastik yang ia bawa. mungkin juga akan ia bawa sampai rumahnya.
Sesampainya ia di kampus, salah satu temannya mengabarkan bahwa pengumuman perlombaan cerpen yang telah Reza ikuti bulan lalu sudah tertempel di mading. Dan Reza menjadi juara kedua dari perlombaan itu. 
"Ya udah, lo hubungin aja CP nya untuk pengambilan hadiahnya." saran Andika, teman Reza yang telah mengabarkannya.
Reza pun langsung menghubungi CP yang tertulis di paling bawah sebelah kiri. Dan sore seusai kuliah, Reza langsung menghampiri CP yang telah mengumumkan perlombaan itu di gedung sebelah. Reza merasa terkejut dan senang bukan main, saat ia menerima hadiahnya dan salah satu hadiahnya berupa uang sebesar duaratus ribu. 
"Subhanallah, Allah memang adil. Allah memang enggak pernah tidur dan selalu ada!" kata Reza kepada Andika. 
"Maksudnya?" Andika tidak mengerti.
Reza pun langsung menceritakan kejadian tadi siang kepada Andika.
"Allah kan Adil, Za. Dia selalu tau apa yang lo butuhin. Makanya lo dikasih ganti nya yang lebih kan??" kata Andika.
"Iya Ka. Allah kan Maha Tahu apa yang kita butuhkan, dan apa yang enggak."

2 komentar:

  1. Dear, bagus tapi mata ku, kliyeng2 banyak bintang2 nya bersinar maklum saja mata ku udah gak jelas....Keep Spirit A live Dear...

    BalasHapus
  2. Hmmmm akhirnya kakak bisa kirim komen juga bwt dd nya ^^,
    Semangadhhh nulis yh sayang.. kk lum bisa komen tulisan cz kemarin g masuk kerja jd hr ini gy numpuk kerjaan euy...
    luphhh yuhhhh dd nya ^__^

    BalasHapus