Kamis, 26 Desember 2024

Berhenti Menujumu

Ketika kamu melihat ku terdiam, tak lagi mengejar dan menunggu mu, itu bukan berarti aku berhenti mengirimkan doa terbaik untukmu, bukan pula berhenti melukiskan ingin agar Tuhan selalu mengirimkan kebahagian berlimpah untukmu. Aku hanya berhenti berjalan menujumu lagi. Karena pada akhirnya aku sadar, bahwa secepat apapun aku mendekat padamu, kamu akan lebih cepat menghindariku. Seingin apapun aku menjadikan kamu tujuan, pada nyatanya tetaplah bukan aku yang kamu inginkan menjadi rumah ternyaman. 

Aku berhenti?

Ya. Aku berhenti melukis impian tentang masa depan bersamamu. Aku berhenti melangitkan harap akan datang sang waktu yang menyatukan kita. Aku berhenti memaksa takdir untuk menjadikanmu milikku. Aku berhenti mencari tau siapa sumber bahagiamu kali ini. Pergi dan berjalanlah tanpa rasa ragu dan takut untuk menjemput bahagia yang kamu inginkan. Karena aku sudah berhenti mengejarmu. Aku sudah berhenti menghalangi langkahmu.

Tapi maaf, aku tak bisa berhenti mengingatmu. Aku tak bisa berhenti mengantarkan langkahmu dengan tatap mataku. Aku tak bisa berhenti untuk menyayangimu. Aku tak bisa berhenti untuk melepaskan satu janjiku, yaitu: menyebut namamu dalam kemesraanku bersama Tuhan.

Kamu terlalu istimewa dalam buku ceritaku. Ceritamu terlalu sulit untuk ku hapuskan begitu saja. Maka, biarlah seperti ini keadaan berjalan. Aku berteduh di bawah payung rindu, kau menikmati hangat kebahagiaan di rumah impian dan ternyamanmu. 

Sekali lagi, maaf jika namamu abadi dalam ceritaku, dalam bisik rayuku kepada Tuhan, dan dalam album kenangan tentang kita. Aku rasa, kamu akan menjadi bagian dari cinta terakhir dalam cerita panjang kehidupan yang harus ku lalui. Karena hadirmu, telah mencipta rasa yang begitu indah. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar