Seseorang pernah mengingatkan ku, bahwa "setiap orang ada masanya, dan setiap masa ada orangnya. Beberapa orang datang ke dalam hidup kita hanya untuk mengajari bagaimana cara melepaskannya." Aku menyadari hal itu. Bahwa memang siklus kehidupan ini begitu, bukan? Akan ada yang datang dan juga pergi tanpa kita tau kapan semua itu terjadi.
Namun, meski ku menyadari hal itu, kehilanganmu bukanlah suatu hal yang pernah ku harapkan. Jangankan mengharapkan, membayangkannya saja aku tak mampu! Tapi menyedihkannya hal ini adalah kenyataan terpahit yang harus ku hadapi.
Kamu datang di waktu aku begitu butuh sandaran dan pegangan untuk bisa tetap berdiri dan melanjutkan perjalanan hidupku. Kamu hadir di saat aku butuh tempat berbagi keluh kesah, suka duka saat aku melalui hari-hari yang begitu sepi. Kamu seolah anugerah yang Tuhan kirimkan agar aku memiliki semangat untuk tetap hidup dan menikmati indahnya dunia ini.
Namun, di saat aku baru saja menikmati hadirmu. Di saat baru saja ku ukir harap untuk dapat bersamamu hingga akhir detak nadi, justru kau pergi tanpa menunggu persetujuanku. Kamu pergi tanpa aba-aba. Bahkan tanpa memberiku penjelasan yang mampu ku terima dengan logika. Kamu pergi tanpa sedikitpun peduli bagaimana rapuh dan hancurnya aku tanpa kamu. Karena kakiku belum sempurna kuat berdiri sendiri tanpamu!
Kau tau, mengapa aku sampai pada titik sehancur ini?
Karena bersamamu ku temukan diriku. Karena bersamamu, aku bisa menjadi aku yang apa adanya. Karena denganmu aku tak perlu menggunakan topeng kepura-puraan. Aku bisa tertawa atau menangis kapanpun ku butuhkan.
Tapi, pada akhirnya aku harus menyadari bahwa inilah hidup. Akan ada yang datang, dan pergi. Ada yang meninggalkan dan juga ditinggalkan. Ada yang harus melepaskan dengan ikhlas, ada yang dipaksa untuk ikhlas melepaskan. Pada akhirnya aku dipaksa mengerti bahwa tidak pernah ada yang abadi di dunia ini. Termasuk kamu, yang pernah singgah dalam hidupku. Boleh ya, aku minta, dalam kepergianmu ini tolong ikut sertakan kenangan yang pernah kamu lukiskan untukku. Agar kepergianmu bisa ku nikmati dengan begitu paripurna. Karena bagaimanapun aku harus menerima keadaan bahwa setiap manusia itu datang dan pergi pada waktunya.
Ya. Setiap orang ada masanya, dan setiap masa ada orangnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar