Jumat, 19 Juli 2024

Manusia Dengan Segala Sakitnya

7/19/2024 08:22:00 PM 0 Comments

Aku, seseorang yang tumbuh dengan cerita masa lalu yang tak menyenangkan, yang berjalan dengan menahan sakit dan perihnya luka yang terus datang bergantian. Melangkah mencari rumah untuk merasakan pulang. Namun tak juga kutemukan. 

Tak lelah ku menyeret langkah sendirian. Menjejaki jalan-jalan panjang yang berselimut kelamnya kesunyian. Aku hanya sedang mencari rumah untukku pulang. Untuk mengobati segala luka yang ku simpan dalam diam. Karena rumah yang selalu menyambut dengan hangatnya pelukan saat ku datang, telah terkubur menyatu dengan tanah yang kini menjadi pijakan. 

Aku, si manusia dengan segala sakitnya! Menelan beribu kesakitan sendiri. Tanpa tau harus mulai mencari penawarnya dari mana.

Ketika langkah ku mengantarkan pada titik pertemuan denganmu, seketika tercipta harapan terbesarku, yaitu; kau mampu menemaniku menyembuhkan luka-luka yang masih tergores dan basah dalam dada. Karena sungguh, aku butuh teman. Aku butuh kawan untuk menjadikanku kuat dalam proses penyembuhan luka ini. Dan aku ingin kamu yang membantuku agar kuat menjalani setiap proses penyembuhanku. 

Ku pikir harapanku akan menjadi nyata! Ternyata tidak! Luka ku justru semakin banyak! Perih yang ku rasa semakin menyakitkan! Salahku memang, harus berharap pada manusia. Terlebih manusia tak berprikemanusiaan sepertimu! Yang hanya bisa menyalahkan, menuding, bahkan menuduhku tanpa ampun! Sedangkan kau tau, betapa hancur dan babak belurnya aku saat ditemukan olehmu nyaris tak berdaya, di persimpangan jalan yang penuh teka teki dan sandiwara kehidupan. 

Kau yang ku pikir mampu menjadi rumah, justru hanya menjadi neraka yang baru dalam perjalanan hidupku. Tak ada sedikitpun lukaku yang terobati oleh hadirmu. Yang ada hanyalah luka yang kian terbakar dan sangat menyakitkan! 

Tak apa, ya... Jika kali ini ku gagal menjalankan segala peranku. Jika kali ini aku menyerah pada jalan yang ku tapaki. Karena sungguh, kakiku sudah tak sanggup melangkah beriringan denganmu. Luka yang kau tambahkan sudah terlalu banyak. Lebam membiru yang tercipta dalam tubuh kehidupan belum juga memudar. Maka ku tak ingin mencipta lebam yang baru dengan terus bersamamu. 

Tak apa, jika kau masih ingin menggunakan topeng wajah polos tak berdosamu. Dan biarkan mereka terus menghakimiku karena hasil dari keegoisan hatimu. Karena mungkin, saat ini aku tercipta sebagai manusia dengan segala sakitnya. Jika aku menanggalkan pakaianku dan meperlihatkan setiap sayatan, lebam, dan luka yang tercipta bahkan melekat pada pakaianku, lalu ku katakan diantara luka-luka ini ada andilmu di dalamnya, mereka pun belum tentu percaya. Maka, diam kembali menjadi pilihanku. 


Untukmu, yang sedang sibuk mengejar validasi dan tak henti menggunakan topeng mengibamu, Berbahagialah! Agar segala luka dan kesakitan yang ku tanggung sendirian ini tak berujung sia-sia. Jangan khawatir, ditengah kesakitan yang ku rasakan saat ini, akan ku datangkn kata maaf untukmu. Agar kau tenang dengan hidupmu, dan aku, tenang menikmati segala kesakitan dari luka yang entah kapan akan memudar. Jika ada yng bertanya tentangku, cukuplah kau jawab, bahwa aku hanyalah manusia dengan segala sakitnya!

Selasa, 02 Juli 2024

Tanpa Status

7/02/2024 05:25:00 PM 0 Comments

 

Pernah terlintas dalam pikiran, kenapa ya? Aku harus ketemu dan kenal sama kamu? Kenapa kamu, seseorang yang awalnya begitu aku benci, sekarang bisa menjadi seseorang nomor satu di hati? Apapun dan bagaimanapun kondisiku, cuma kamu orang pertama yang ingin aku beri tau. Kemanapun aku akan pergi, atau darimanapun aku tiba, selalu kamu yang akan ku beri kabar pertama kali. Entah, segala cerita tentang apa yang aku lalui hanya ingin ku bagi denganmu. Tidak ada yang lain! Bahkan, perihal seseorang dari masa laluku yang tiba-tiba saja hadir kembali, aku pun ingin kamu mengetahui ceritanya.


Setiap respon yang kamu berikan, selalu menjadi perhatianku. Hingga tak jarang, selalu ada tanya, kita ini sebagai apa? Sebenarnya, kamu ini siapa bagiku? Atau siapa aku bagimu? Jika ku sebut kita hanyalah teman, tapi aku merasakan kita lebih dari itu. Jika dikatakan bahwa kita lebih dari teman, tak pernah ada perjanjian atau pernyataan serius baik dari kamu ataupun aku. Namun, entah kenapa selalu ada rasa takut yang tiba-tiba menghantui hatiku. Rasa takut kehilangan kamu, takut kamu jatuh cinta dengan orang lain, takut tiba-tiba kamu pergi dan tak meninggalkan jejak sedikitpun. Intinya, aku takut jika suatu hari nanti kamu bahagia dengan orang lain. Aneh, ya? hhhfff. Aku pun gak ngerti dengan apa yang hadir dalam hati dan pikiran ini.


Kamu ingat? Saat tempo hari kamu bercerita tentang seseorang yang membuatmu begitu merasa kagum, hingga hadir rasa nyaman dalam hatimu, meski hanya menatap orang itu dari jauh. Saat kamu bercerita bagaimana khawatirnya kamu saat hilang kabar dari si dia yang kau kagumi itu. Dan rangkaian cerita lainnya tentang si dia yang kini singgah dalam hatimu. Kamu tau bagaimana perasaanku saat mendengar itu?


Ada perih yang seketika aku rasakan. Ada air mata yang ku sembunyikan. Serta ada rasa takut yang memelukku kian erat! Tapi aku harus sadar diri, bukan? Bahwa kita sedang berjalan di koridor tanpa status. Ya. Kedekatan kita, bahagianya aku saat bersamamu, rinduku saat jauh darimu, khawatirku saat kau tak ada kabar, semua berjalan pada koridor tanpa status. Maka, sudah semestinya aku mempersiapkan hati sejak saat ini, bukan? Jika suatu hari kamu pamit pergi untuk mencipta kebahagiaan yang lebih sempurna bersama dia.

Namun, sebelum kata pamit itu terlontar darimu, aku masih di sini, pada koridor tanpa status yang kita jalani, sambil menunggu kepastian darimu. Dan biarkan aku bahagia dengan kita yang seperti ini, paling tidak untuk saat ini saja.