Sabtu, 23 Januari 2021

Menyapih dengan Mudah


Sahabat, menjadi seorang wanita yang diberikan

amanah lebih oleh Allah, menyandang status sebagai seorang Ibu, sungguh tidaklah mudah. Banyak hal yang harus dihadapi. Banyak ujian dan tantangan yang harus bisa dihadapi untuk dapat dilewati. Mulai dari masa kehamilan yang sungguh tidaklah mudah, lalu melahirkan yang harus bertaruh nyawa, dilanjut kembali dengan menyusui sebagai bentuk cinta kasih kita memberikan asupan yang terbaik untuk si buah hati. Setelah menyusui dua tahun, adalagi tantangan untuk kita si ibu. Yaitu, menyapih si anak dari kegiatan menyusui.
Banyak dari para ibu mengakui bahwa masa proses menyapih adalah masa yang sangat menguras pikiran dan tenaga, juga menguji kesabaran sekaligus keikhlasan. Ketika proses menyapih dimulai, tentu ada rasa berat hati dari kita sebagai Ibu, dan tentu kondisi terberat juga bagi si anak. Karena ada satu momen kelekatan kita dengan si anak yang harus berhenti. Tapi, itu semua tetap harus kita hadapi.
Alhamdulillah, Allah telah menitipkan tiga mujahid sebagai amanah dari-Nya untukku. Itu artinya, sudah tiga kali aku melewati fase hamil, melahirkan, menyusui, dan menyapih. Yang setiap dari mereka memiliki cara dan cerita yang berbeda. Dari anak pertama dan kedua aku banyak belajar tentang banyak hal untuk memahami mereka. Termasuk dalam proses menyapih. Alhamdulillah, anak ketiga ku sudah lolos disapih diwaktu yang belum sampai seminggu. Alhamdulillah.

Banyak yang bertanya, "Ko bisa secepat itu? Gimana caranya? Apa tips dan triknya?"
 
Melalui tulisan ini, aku ingin sedikit share bagaimana aku melewati proses menyapih ini.

Pertama, yang harus kita persiapkan adalah rencana dan niat sepenuh hati. Rencanakan dengan matang kapan akan menyapih si anak. Tentukan tanggal dan bulannya. Setelah kita tahu kapan kita akan menyapih si anak, maka selanjutnya adalah Sounding si anak dari jauh-jauh hari. Mengajak dan memberitahu si anak akan ada proses menyapih ini, sangatlah penting. Biar si anak tidak kaget. Bukan hanya kita yang menyiapkan diri dan hati, si anak pun juga perlu menyiapkan hati dan dirinya. Walau tentu tidak mudah baginya, tapi paling tidak kita sudah mengajaknya bicara. 
Ketika kita mengajak si anak bicara, jangan berpikir bahwa si anak tidak paham dengan apa yang kita katakan. Mereka mendengar, dan mereka mengerti maksud kita. Mereka akan merespon apa yang kita katakan. Mungkin menolak, atau setuju. Hanya saja, kita seringkali tidak paham dengan maksud dari respon yang mereka berikan.
Satu hal yang paling penting dan pertama kali yang perlu dilakukan saat ingin menyapih anak, sebelum berbagai cara yang lain adalah MEMINTA PERTOLONGAN ALLAH.
 
Jujur, aku terinspirasi oleh mentor menulisku, saat beliau update bagaimana cara dan doa yang dilakukan saat menyapih anak keduanya.
 
Hari pertama menyapih mujahid kecilku yang ketiga, dari pagi sampai sore aku bingung, panik, sedih, enggak tega melihat si baby boy ku itu menangis minta mimi ASI tapi aku menolaknya. Ketika Magrib menjelang, aku dan suami solat berjamaah. Diikuti oleh ketiga mujahid kami. Seusai salat, aku berdo`a. Aku meminta dengan sangat kepada Allah untuk membantuku. Aku mengatakan dalam do`a ku 
 
"Ya Allah, Ya Rabb, Sang Maha Penolong, Maha memberikan kemudahan, Allah Rabb yang menggenggam nyawa Muadz, Allah yang menggenggam ubun-ubun Muadz. Buatlah Muadz ikhlas dengan proses ini. Bantu Muadz untuk melewati fase ini dengan mudah Ya Allah. Bantu hamba untuk membuat Muadz tenang Ya Allah. Bantu hamba Ya Rabb. Bantu hamba dalam proses penyapihan ini. Hamba tidak memiliki cara terbaik untuk mensukseskan penyapihan ini. Untuk melaksanakan perintah-Mu ini Ya Rabb. Hamba tidak tau bagaimana membuat Muadz tenang ditengah tangisannya seperti tadi. Hanya Engkau yang mampu membantu Hamba Ya Rabb. Hamba hanyalah makhluk lemah, tak memiliki daya kekuatan apapun tanpa bantuan-Mu. Hamba mohon, bantu Hamba Ya Allah, bantu hamba, permudah proses penyapihan ini, ridhoi keputusan dan langkah ini Ya Rabb, Dzat yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Menolong. Aaaaamiiiin."

Setelah itu aku peluk Muadz, aku cium dia. Aku gendong dia, dan dia memelukku. sambil aku usap badannya, aku katakan kepada dia "Nak, malam ini mulai tidur tanpa mimi ya, Sayang. Kita coba ya. Bismillah. Kamu jangan takut kehilangan Ambu. Kita lakukan ini karena ini adalah perintah dari Allah. Karena Muadz sudah dua tahun. Bismillah ya sayang. Ada Allah yang akan membantu kita melewati fase ini dengan mudah. Muadz yang tenang ya.."

Alhamdulillah, sejak malam pertama itu, tiap kali dia mau tidur, dia tidak pernah lagi minta mimi. Saat tengah malam terbangun, dia menangis, tapi dia menolak ASI. Malam pertama, kedua, dan ketiga, ia rutin bangun tengah malam, dan selalu menangis menjerit. Namun menolak ASI. Mungkin dia bingung dia harus minum apa, dia harus ngapain sebagai peralihan dari yang biasa mimi ASI mendadak tidak mau lagi ASI. Aku coba kasih dia madu. Alhamdulillah, tidak lama tangisnya reda dan dia kembali tidur setelah minum madu dan minum air. 
Mulai malam keempat dia mulai jauh lebih tenang. Saat malam pun dia tidak lagi seheboh hari pertama, kedua, dan ketiga. 
 
Maa Sya Allah walhamdulillah. Aku benar-benar merasakan proses menyapih ini sangatlah mudah. Dan kemudahan ini tentu datang dari Allah. Kemudahan yang datang bukan karena kebetulan. Semua kemudahan yang terjadi tentu atas izin dan ridho-Nya. Aku benar-benar merasakan kemudahan ini adalah power of do`a. Segala sesuatunya sungguh harus Allah lebih dulu yang kita libatkan sebelum kita melangkah dengan cara dan rencana kita.  
 
Untukmu para Bunda, Ibu, Mama, Ummi, yang akan atau sedang menghadapi fase penyapihan, Semangaaaat berjuang ya. Lakukan semua ini karena Allah. Bismillah, yakin dan percayalah bahwa Allah selalu bersama kita dan akan menolong kita, dan DIA akan memberikan kemudahan untuk kita dengan cara-Nya. Dengan cara terbaik versi DIA, bukan versi kita.
 
 
 Sekian sedikit cerita yang bisa aku share untuk teman-teman semua. Semoga bisa menginspirasi dan memberikan manfaat. Terimakasih sudah membaca tulisan ini hingga akhir.. 😊😊😊 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar